Neng Eem juga mendorong agar alokasi anggaran Badan Gizi Nasional lebih difokuskan pada peningkatan manfaat langsung bagi masyarakat, seperti penambahan jumlah penerima MBG atau peningkatan kualitas gizi makanan, dibandingkan hanya membangun fasilitas.
“Lebih baik dana diprioritaskan untuk memperluas jangkauan dan kualitas makanannya, daripada hanya digunakan untuk pembangunan dapur yang sebenarnya bisa juga disediakan masyarakat melalui UMKM atau koperasi lokal,” tegasnya.
Ia menilai pelibatan UMKM dan pelaku ekonomi rakyat dalam ekosistem MBG akan memperkuat perputaran ekonomi lokal, sekaligus membuat program ini lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Justru dengan menghidupkan peran masyarakat, kita tidak hanya memberi makan bergizi, tapi juga memberi peluang usaha. UMKM bisa diberdayakan sebagai mitra penyedia makanan, tentu tetap dengan pengawasan mutu dari BPOM dan BGN,” pungkas Neng Eem.