“Ini bukan kejadian pertama. Bahkan ada yang mengimpor sampah plastik dari luar negeri untuk dibakar demi menekan biaya produksi. Artinya, ini sudah berlangsung lama dan sistemik,” lanjutnya.
Surya meminta BPOM agar melakukan investigasi menyeluruh ke berbagai daerah, guna memastikan apakah praktik serupa masih berlangsung di tempat lain.
“Jangan sampai hanya fokus di Jawa Timur. Harus ada pemetaan dan pengawasan menyeluruh terhadap industri rumahan yang berisiko tinggi mencemari makanan,” kata dia.
Ia menambahkan, meskipun penggunaan plastik menurunkan ongkos produksi, efek sampingnya terhadap kesehatan masyarakat tidak bisa ditoleransi. “Murah tapi mematikan. Itu racun, bukan sekadar asap,” pungkasnya.
Surya juga mengingatkan bahwa tahu adalah makanan pokok bagi jutaan masyarakat Indonesia, sehingga keamanan produksinya tidak bisa diabaikan.