TAJUKNASIONAL.COM Pemerintah terus memperkuat kebijakan Zero Overdimension Overload (Zero ODOL) sebagai strategi nasional untuk menurunkan biaya logistik dan meningkatkan konektivitas. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan kebijakan ini berpotensi menghemat anggaran pemeliharaan jalan hingga Rp43 triliun per tahun.
AHY menjelaskan, penerapan Zero ODOL yang ditargetkan mulai Januari 2027 tidak hanya menurunkan tingkat kerusakan jalan, tetapi juga meningkatkan keselamatan berkendara dan menekan emisi. Dalam forum 13th US–Indonesia Investment Summit di Jakarta, ia menekankan bahwa penguatan konektivitas menjadi kunci pemerataan ekonomi nasional.
Baca Juga: Pelaku Usaha Dukung Kebijakan Zero ODOL , Menko AHY Optimis Peluang Investasi Logistik Capai Rp48 Triliun
Menurut AHY, pemerintah akan mengelola proyek-proyek besar secara lebih terukur, termasuk rencana perpanjangan Kereta Cepat Jakarta–Bandung hingga Surabaya, serta pembangunan jaringan logistik luar Jawa melalui jalur kereta Trans-Sumatra, Trans-Kalimantan, dan Trans-Sulawesi. Ia menyebut integrasi moda transportasi akan menjadi tulang punggung efisiensi logistik Indonesia.
“Kita mengintegrasikan kereta api, jalan raya, pelabuhan, dan bandar udara dalam satu ekosistem logistik nasional untuk menurunkan biaya dan meningkatkan daya saing,” ujar AHY.
Ia juga menuturkan bahwa Zero ODOL dapat memicu investasi baru hampir Rp50 triliun, terutama dari pelaku industri yang memperbarui armada sesuai standar. Meski kebijakan ini berpotensi memicu kenaikan biaya logistik pada tahap awal, AHY memastikan efeknya bersifat sementara dan memberi dampak positif jangka panjang.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI



