TajukNasional Badan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama Se-Nusantara (BEM PTNU) yang dipimpin oleh Presidiun Nasional, Achmad Baha’ur Rifqi, bersama ratusan masyarakat dari Kampung Pilar, Fowapti (Forum Warga Pilar Tertindas), serta PC PMII Kota Bekasi dan PC PMII Kabupaten Bekasi, menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) pada Senin (29/7).
Aksi tersebut bertujuan untuk mendesak pemerintah dan pihak terkait, khususnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dalam upaya memberantas praktik mafia tanah yang diduga merugikan masyarakat Kampung Pilar.
Demonstrasi ini menunjukkan solidaritas BEM PTNU dan masyarakat terhadap perjuangan hak-hak tanah yang mereka klaim telah diambil secara tidak sah oleh pihak-pihak tertentu.
Dalam keterangannya, Achmad Baha’ur Rifqi menjelaskan bahwa partisipasi BEM PTNU dan masyarakat Kampung Pilar dalam aksi ini adalah bentuk dukungan untuk memperjuangkan hak-hak mereka. “Kami hadir di sini bersama masyarakat Kampung Pilar untuk memastikan hak mereka terpenuhi. Kami juga akan berkoordinasi dengan seluruh koordinator wilayah di Indonesia untuk mengawal kasus serupa. Ini adalah komitmen kami,” ungkapnya.
Direktur Sosial Politik dan Hukum BEM PTNU Se-Nusantara, Gangga, menambahkan bahwa kehadiran mereka di aksi tersebut juga untuk mengukur komitmen AHY dalam memberantas mafia tanah. “Masyarakat Kampung Pilar diduga menjadi korban dari praktik mafia tanah. Kami akan terus mengawal kasus ini sesuai instruksi Presidium Nasional. Aksi ini juga menjadi tolok ukur terhadap komitmen AHY dalam menangani masalah mafia tanah. Kami akan menunggu langkah-langkah selanjutnya,” katanya.
Sebagai tindak lanjut, BEM PTNU Se-Nusantara memberikan tenggat waktu dua minggu kepada pihak berwenang untuk menindaklanjuti isu mafia tanah yang merugikan masyarakat Kampung Pilar. Jika dalam waktu tersebut tidak ada tindakan nyata, mereka berencana untuk mengakomodir mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk kembali turun ke Jakarta dalam aksi lanjutan.
Aksi demonstrasi ini tidak hanya menyoroti masalah yang dihadapi masyarakat Kampung Pilar tetapi juga menunjukkan dukungan dan tekanan dari kalangan mahasiswa terhadap pemerintah dan pihak terkait untuk serius menangani isu mafia tanah yang merugikan banyak pihak.