Saat ini, cicilan rumah subsidi berdasarkan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang difasilitasi oleh BP Tapera berkisar antara Rp1 juta hingga Rp2,5 juta per bulan, tergantung pada lokasi rumah dan tenor kredit. Misalnya, untuk rumah seharga Rp185 juta di wilayah Jabodetabek, cicilan per bulannya mencapai Rp1,9 juta jika diambil dalam jangka waktu 10 tahun, atau sekitar Rp1,2 juta untuk tenor 20 tahun.
Dengan rencana penurunan cicilan, Sri belum merinci apakah hal itu akan disertai dengan perpanjangan tenor atau adanya bantuan tambahan dari pemerintah.
“Masih dalam tahap perhitungan. Targetnya, cicilan bisa lebih terjangkau dibandingkan skema FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang ada sekarang,” jelasnya.
Rencana penurunan cicilan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan dan mendorong kepemilikan rumah yang lebih luas bagi masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas.
Sri menegaskan bahwa komunikasi dengan perbankan sebagai mitra penyalur KPR menjadi kunci utama untuk merealisasikan rencana ini.
