TAJUKNASIONAL.COM Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengingatkan bahwa Indonesia sedang menghadapi peningkatan signifikan bencana hidrometeorologi, mulai dari banjir hingga longsor, di berbagai daerah dalam beberapa bulan terakhir. Fenomena tersebut, menurutnya, menjadi tanda bahwa perubahan iklim dan kerusakan lingkungan telah mencapai level yang mengkhawatirkan.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam kegiatan Penanaman Vegetasi untuk Mitigasi yang dipusatkan di Eiger Adventure Land, Megamendung, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/11/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Pohon Sedunia.
“Kita semua sudah merasakan betapa beratnya menghadapi bencana. Beberapa waktu lalu banjir besar di Bekasi, dan saya bersama Kepala BNPB baru saja dari Banjarnegara melihat langsung beratnya kondisi masyarakat,” ujar Pratikno.
Baca Juga: Menko Pratikno Ajak Keluarga Besar Kemenko PMK Perkuat Budaya Peduli
Ia menyoroti adanya deforestasi besar di sejumlah wilayah serta penggunaan tanaman yang tidak memiliki akar kuat sehingga mempercepat risiko longsor, pendangkalan sungai, hingga sedimentasi waduk. Kawasan DAS Ciliwung yang dihuni lebih dari 3,5 juta jiwa disebut sangat rentan jika pengelolaan wilayah hulu tidak dibenahi.
Menurut Menko PMK, mitigasi tidak boleh hanya bertumpu pada satu sektor. Gerakan penanaman pohon harus dilakukan secara masif dan berkelanjutan, terutama menggunakan vegetasi yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis. “Ini bukan sekadar kerja menanam. Ini kerja menggerakkan hati dan pikiran masyarakat,” katanya.
Pratikno juga mendorong pendekatan religius sebagai cara menguatkan budaya menanam pohon. Ia mengajak seluruh masyarakat menjadikan gerakan penghijauan sebagai gerakan nasional. “Ini harus menjadi gerakan 287 juta masyarakat Indonesia,” tegasnya.
Menko PMK menyampaikan apresiasi kepada BNPB, Kemenkeu, PFB, dan mitra lainnya atas dukungan terhadap penguatan ekosistem mitigasi bencana nasional.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI
