Kedua, sebagai agen perubahan, mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga penyambung lidah kebijakan yang berpihak pada kepentingan bangsa dan negara. Mahasiswa harus bisa menghubungkan masyarakat dengan semangat kebijakan nasional dan menyampaikan gagasan yang solutif.
“Jangan biarkan mereka hanya mendengar desas-desus. Bantu mereka memahami arah pembangunan bangsa,” ujar Menteri Iftitah.
Ketiga, Menteri Iftitah mengingatkan mahasiswa agar tidak terjebak dalam isu-isu sensitif yang berkembang di masyarakat. Sebaliknya, mereka harus menjadi katalisator yang menyejukkan dan memperjelas kondisi yang ada.
“Mahasiswa KKN hadir bukan untuk memperkeruh, tetapi untuk memperjelas dan menenangkan,” tambahnya.
Selama menjalankan tugas, Menteri Iftitah meminta mahasiswa untuk berpegang teguh pada Tri Dharma Perguruan Tinggi: Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Mereka diharapkan memberikan materi keagamaan dan kebangsaan serta membantu memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
“Kalian hadir bukan untuk mencari panggung, tapi untuk mendapatkan kepercayaan. Bukan untuk menilai, tapi untuk menguatkan hati rakyat,” pesannya.
Menteri Iftitah berharap, dalam 10 tahun mendatang, mahasiswa KKN UMRAH akan kembali ke Rempang dengan bangga dan disambut antusias oleh warga setempat, yang mengakui kontribusi mereka sebagai bagian dari keberhasilan pembangunan daerah.
“Inilah mahasiswa yang dulu menyalakan lilin pertama di gelap kami, tak hanya memberi terang, tapi juga harapan,” pungkasnya.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI