TAJUKNASIONAL.COM Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, A. Muhaimin Iskandar, mengingatkan kalangan pesantren untuk tidak gagap menghadapi gelombang perubahan teknologi dan informasi yang begitu cepat. Menurutnya, santri masa kini menghadapi tantangan multidimensi, di mana batas antara kebenaran dan kesesatan informasi kian kabur.
Hal tersebut disampaikan pria yang akrab disapa Cak Imin ini saat mengunjungi Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (11/12/2025). Ia menekankan bahwa pesantren harus tetap menjadi benteng moral sekaligus adaptif terhadap zaman.
Muhaimin meminta para santri untuk mengubah pola pikir dalam menuntut ilmu. Baginya, ruang kelas hanyalah sebagian kecil dari proses belajar, sementara ujian sesungguhnya ada di tengah masyarakat.
“Belajarlah mencari ilmu sekaligus, kalau bahasa kampusnya itu dengan laboratorium dan laboratorium yang paling nyata adalah laboratorium kehidupan,” ujar Muhaimin.
Baca Juga: Bangun Ulang Pesantren Al-Khoziny, Muhaimin Tekankan Kualitas Fisik dan Integritas Anggaran
Lebih lanjut, Ketua Umum PKB ini menjelaskan bahwa kemampuan membaca realitas sosial sangat penting agar santri tidak mudah terombang-ambing oleh hoaks atau pergeseran nilai. Ilmu pengetahuan duniawi dan ukhrawi harus dipadukan untuk menjawab krisis cara pandang yang terjadi saat ini.
“Kepada santri-santri jangan pernah berhenti sungguh-sungguh belajar. Hadapi tantangan, belajarlah dengan membaca tantangan realitas kenyataan hidup,” pesannya.
Muhaimin meyakini, jika pesantren mampu mengintegrasikan nilai-nilai luhur dengan kemampuan adaptasi sosial, maka lulusannya akan menjadi pemimpin perubahan yang efektif.
“Insya Allah ulama-ulama kita sejak dulu hingga kini adalah sosok yang menjadikan kehidupan sebagai laboratorium untuk mewarnai, mengarahkan, dan memimpin perubahan,” pungkasnya.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI
