TAJUKNASIONAL.COM Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkap bahwa sedikitnya 17 kementerian dan lembaga akan terlibat dalam perencanaan dan pembangunan Giant Sea Wall untuk melindungi wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa dari ancaman banjir rob dan penurunan muka tanah.
Usai menyampaikan kuliah umum di Universitas Diponegoro (Undip), Kamis (27/11/2025), AHY menjelaskan bahwa penyempurnaan cetak biru proyek tersebut masih terus berjalan karena memiliki skala besar dan tingkat kompleksitas tinggi. Ia menjelaskan, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi salah satu kunci keberhasilan proyek strategis ini.
“Paling tidak ada 17 kementerian atau lembaga yang akan terlibat, termasuk harmonisasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota,” ujarnya.
Baca Juga: Sesalkan Pencurian Alat Deteksi Bencana, Menko AHY: Ancaman bagi Keselamatan Publik
Menurut AHY, pembangunan Giant Sea Wall merupakan bagian dari strategi besar pemerintah memperkuat ketahanan kawasan pesisir menghadapi dampak krisis iklim, pemanasan global, dan ancaman rob yang terus meningkat. Semarang dan Demak disebutnya sebagai dua wilayah dengan tingkat kerentanan paling tinggi di sepanjang jalur Pantura.
Ia menekankan bahwa proyek ini tidak akan sepenuhnya mengandalkan beton. Pendekatan berbasis ekologi juga akan menjadi bagian integral dalam konsep perlindungan pesisir. “Tidak seluruhnya beton. Ada wilayah yang paling parah memang butuh beton tinggi, tapi yang lain bisa menggunakan pendekatan lain, termasuk mangrove,” jelas AHY.
AHY juga mengapresiasi hasil riset kampus Undip yang dinilai berkontribusi penting dalam pengembangan teknologi penahan rob dan manajemen kawasan pesisir. Pemerintah, katanya, akan menggabungkan inovasi teknis dan pendekatan alamiah untuk menghasilkan konsep perlindungan pantai yang lebih efisien, komprehensif, dan berkelanjutan.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI



