Selasa, 29 April, 2025

Menekraf Teuku Riefky Dorong Puisi Jadi Ekosistem Ekonomi Kreatif

TAJUKNASIONAL.COM Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya mendorong agar puisi tidak hanya dilestarikan sebagai warisan budaya, tetapi juga dikembangkan menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.

“Puisi dan syair adalah warisan budaya luhur, bahkan sebelum media sosial ada. Dulu, puisi digunakan untuk menggerakkan masyarakat secara sosial. Jadi, sangat wajar bila hari ini puisi kita dorong masuk ke ranah ekonomi kreatif,” ujar Menekraf Riefky di Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

Pernyataan itu disampaikannya setelah menerima Panitia Kolektif Hari Puisi Nasional di Jakarta pada Jumat (25/4). Riefky menyambut baik inisiatif peringatan Hari Puisi Nasional yang tidak hanya menjadi wadah ekspresi, tapi juga membuka peluang komersialisasi karya sastra.

“Kalau budaya itu harus dikonservasi, maka ekonomi kreatif berbicara tentang akselerasi kekayaan intelektual dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelasnya.

Menurut Riefky, puisi dapat dikembangkan dalam berbagai subsektor ekonomi kreatif, seperti seni pertunjukan untuk pembacaan puisi atau penerbitan untuk buku-buku kumpulan puisi. Dengan demikian, puisi memiliki potensi nilai ekonomi nyata.

Hari Puisi Nasional, yang diperingati setiap 28 April, dideklarasikan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia. Setiap daerah merayakannya dengan cara masing-masing. Tahun ini, perayaan di Jakarta akan dipusatkan di Taman Ismail Marzuki (TIM) dengan tema “Semangat Pemberontakan Si Binatang Jalang,” termasuk acara musikalisasi puisi “Derai-Derai Cemara” karya Chairil Anwar.

Fikar W. Eda, inisiator Hari Puisi Nasional, menyampaikan keinginan agar karya-karya puisi di Indonesia tidak hanya berhenti sebagai ekspresi seni, tetapi juga menjadi bagian dari industri kreatif.

“Maksud kedatangan kami juga untuk mengundang Menteri Ekonomi Kreatif hadir dalam perayaan Hari Puisi Nasional,” ujar Fikar.

Selain itu, para pegiat sastra juga mengajukan konsep Sengkewe Kebun Kopi Kreatif di Aceh—sebuah kawasan terpadu yang menggabungkan pertanian kopi dengan pusat edukasi budaya, seni, dan ekonomi kreatif.

“Kami ingin kebun kopi ini menjadi ruang kreatif untuk teater, musikalisasi puisi, film, sastra, tari, dan musik. Harapannya, dengan dukungan Kemenparekraf, kami bisa menggerakkan ini untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Fikar.

Dalam pertemuan itu, Menekraf Teuku Riefky didampingi Deputi Bidang Kreativitas Media, Agustini Rahayu, serta Direktur Penerbitan dan Fotografi, Iman Santosa.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini