TAJUKNASIONAL.COM – Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) bersama dengan Kementerian UMKM dan Kementerian Perdagangan meluncurkan Program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) di Ballroom Thamrin Nine, Jakarta. Program ini bertujuan untuk mempercepat ekspor produk-produk kreatif Indonesia, khususnya dari subsektor fesyen, kriya, dan kuliner, yang menjadi kontributor terbesar dalam ekspor ekonomi kreatif.
Menteri Ekraf, Teuku Riefky Harsya, menyatakan bahwa ASIK menjadi wadah kolaboratif yang menghubungkan potensi lokal dengan peluang global. “Melalui kolaborasi lintas kementerian, kami berharap program ASIK 2025 akan membuka jalan bagi karya-karya ekonomi kreatif Indonesia, bukan hanya untuk menjadi estetik, tetapi juga memiliki daya saing yang mendunia,” kata Teuku Riefky saat peluncuran.
Program ini hadir sebagai bagian dari gerakan untuk mengakselerasi ekspor produk kreatif Indonesia. Ketiga subsektor ini menyerap 94% tenaga kerja ekonomi kreatif Indonesia, menciptakan lapangan kerja serta berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. Tema tahun ini, “Scan The Spirit of Indonesian Creativity,” menggambarkan komitmen pemerintah untuk mendukung para pelaku ekonomi kreatif agar bisa bersaing di pasar global.
Teuku Riefky menambahkan bahwa ASIK mengedepankan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk kementerian, sektor swasta, dan lembaga pendukung, untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki kualitas produk, dan memperluas akses pasar ekspor.
“Kolaborasi yang terbentuk melalui sinergi dengan Kementerian UMKM, Kementerian Perdagangan, Bank Indonesia, Shopee, dan berbagai lembaga lainnya sangat penting dalam memastikan produk ekonomi kreatif Indonesia dapat bersaing di pasar internasional,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian UMKM untuk memperkuat sektor ekonomi kreatif dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Maman Abdurrahman, Menteri UMKM, menambahkan, “Kementerian UMKM siap mendukung dengan pembiayaan, pelatihan, dan akselerasi pasar domestik untuk membantu Kementerian Ekraf dalam memajukan industri ekonomi kreatif.”
Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu, menjelaskan bahwa ASIK memperkenalkan representasi digital melalui QR Code yang akan mempercepat transaksi dan interaksi budaya Indonesia di pasar global. Hal ini bertujuan untuk menciptakan gairah lokal yang dapat merambah pasar internasional, tidak hanya untuk produk, tetapi juga untuk mengenalkan budaya Indonesia.
“Subsektor fesyen, kriya, dan kuliner telah menyumbang sekitar 75% ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia. Ini menunjukkan bahwa kekayaan budaya Indonesia tidak hanya menjadi identitas, tetapi juga aset strategis di pasar dunia,” ujar Yuke Sri Rahayu.
Fajarini Puntodewi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional dari Kementerian Perdagangan, menambahkan bahwa data menunjukkan tren positif ekspor produk kreatif Indonesia yang tumbuh sebesar 26,48% selama lima tahun terakhir. Negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Hongkong terus memperlihatkan potensi pasar yang besar.
“Program ASIK 2025 akan mendorong kinerja ekspor Indonesia dengan sistem ekosistem yang semakin terstruktur, dan kami berharap bisa memastikan keberlanjutan daya saing produk kreatif Indonesia,” ungkap Fajarini.
Selain itu, acara peluncuran ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat penting dan perwakilan sektor swasta, termasuk Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, dan sejumlah perwakilan lainnya dari Bank Indonesia, Shopee, serta MRA Media.
Jangan lupa juga ikuti media sosial kami untuk konten menarik