TAJUKNASIONAL.COM – Kerjasama antara warga kawasan transmigrasi Melolo dan pabrik gula terpadu PT Muria Sumba Manis menjadi proyek percontohan industrialisasi dan hilirisasi kawasan transmigrasi.
Ini ditegaskan Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara saat mendampingi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono melakukan panen raya tebu di Sumba Timur, NTT, Selasa (19/8).
“Dalam transformasi transmigrasi, tidak lagi hanya sekedar perpindahan penduduk, tetapi bagaimana industrialisasi besar-besaran di luar pulau Jawa. Dengan para transmigran sebagai tenaga kerja, dengan masyarakat lokal, kawasan transmigrasi di Melolo ini punya potensi cukup besar,” ucapnya.
Menteri Iftitah menegaskan tahun ini akan mengirim dua tim dari perguruan tinggi ternama untuk melakukan penelitian potensi ekonomi kawasan transmigrasi Melolo. Tahun depan rencananya akan memberikan beasiswa untuk 100 mahasiswa pascasarjana.
“Kami berencana membangun kampus patriot di sini dengan empat jurusan utama yaitu teknologi pertanian, teknik kimia, teknik mesin, dan teknik elektro. Sehari-hari mereka belajar di kelas lalu berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk mencari solusi atas persoalan lokal. Harapannya Kawasan Transmigrasi Melolo melahirkan maestro ahli industri gula, sehingga ke depan bisa jadi rujukan bagi kawasan lain di Indonesia,” tutur Menteri Iftitah.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan Muria Sumba Manis sebagai salah satu pabrik gula terpadu terbesar di NTT menjadi elemen penting pengembangan Kawasan Transmigrasi Melolo dan wilayah setempat secara umum.
“Bicara pertumbuhan ekonomi, pemerintah tidak mungkin sendirian. Berbicara membuka lapangan pekerjaan, pemerintah tidak bisa sendirian. Pemerintah pusat maupun daerah punya kepentingan untuk merangkul semua ‘stakeholders’, semua elemen, terutama dunia usaha,” kata Menko AHY.
Saat ini, upaya yang sedang dilakukan di Kawasan Transmigrasi Melolo adalah mengintegrasikan antara industri dengan transmigrasi. Keunggulan dari transmigrasi yaitu memiliki lahan di berbagai penjuru Tanah Air, termasuk di Sumba Timur, dan mempunyai tenaga kerja yang diharapkan menjadi modal utama dalam produksi.
Adapun industri memiliki modal (capital), teknologi dan berperan sebagai off-taker dari hasil komoditas yang bisa dihadirkan di lokasi transmigrasi.
“Industri gula di Melolo ini telah menyerap 3.500 tenaga kerja tetap, bahkan saat musim panen bisa mencapai 6.000 orang. Ini bukti nyata bahwa transmigrasi era kini dapat menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Dengan dukungan infrastruktur, transportasi, dan teknologi, kawasan-kawasan transmigrasi bisa berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” katanya kepada sejumlah wartawan.
Menteri Transmigrasi juga menekankan pentingnya ilmu dan teknologi serta tekad yang kuat untuk mengubah tantangan menjadi peluang. “Siapa sangka, di tanah berbatu, dengan perbedaan suhu ekstrim justru bisa menjadi perkebunan tebu dengan hasil yang bagus,” imbuhnya.
Tebu dari perkebunan Melolo memiliki rendemen (kadar gula per batang) sampai 21 persen, tiga kali lipat rata-rata rendemen nasional sebesar tujuh persen. Hadirnya investasi strategis di kawasan transmigrasi Melolo diharapkan menjadi contoh nyata.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI