Minggu, 13 Juli, 2025

IPHA Tingkatkan Produksi Padi, Tapi Tikus Jadi Musuh Baru: Menteri PU Andalkan Burung Hantu

TAJUKNASIONAL.COM — Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa meskipun metode Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) terbukti efektif meningkatkan produktivitas pertanian, muncul tantangan serius dari serangan hama tikus yang makin agresif.

Berbicara usai menghadiri panen IPHA di Desa Cikedung Lor, Indramayu, Senin (22/4/2025), Dody menjelaskan bahwa metode IPHA yang menggunakan sistem pengairan berselang (intermittent irrigation) mampu menghemat air hingga 30 persen, serta meningkatkan produktivitas padi hingga 169 persen dibanding cara konvensional.

“Metode ini jelas lebih hemat air, menekan biaya produksi, dan ikut mendongkrak kesejahteraan petani. Tapi, ada tantangan besar: serangan hama tikus makin meningkat karena kondisi lahan kering yang lebih disukai mereka,” kata Dody.

Untuk menjawab tantangan itu, Kementerian PU mengambil langkah unik: mengirim puluhan burung hantu ke lahan-lahan pertanian sebagai predator alami tikus.

“Airnya kurang, tikusnya naik. Jadi, burung hantu bisa jadi solusi. Jangan ditembak burungnya, karena mereka justru sahabat petani sekarang,” ujar Dody mengingatkan warga.

Sementara itu, Agus Haerani, petani setempat, menyambut baik penerapan IPHA meski mengakui tantangan tetap ada.

“Produksi naik sekitar 10 persen. Sebelumnya satu bahu bisa 5 ton, sekarang bisa sampai 7 ton per hektare. Tapi memang, serangan tikus masih terasa,” katanya.

Haerani menambahkan bahwa metode IPHA hanya membutuhkan air sekitar 2 sentimeter di lahan, jauh lebih sedikit dibanding metode lama yang bisa sampai 10 sentimeter. Kondisi ini, menurutnya, membuat tikus lebih mudah menyerang tanaman padi.

Namun, ia menilai kehadiran burung hantu sangat membantu. Bersama warga, mereka bahkan swadaya membangun rumah burung hantu di sekitar sawah.

“Kalau serangan tikus pasti ada, tapi dengan bantuan burung hantu bisa diminimalkan. Kita gotong royong menjaga sawah dari sore sampai malam,” ujarnya.

Dengan hasil panen yang menjanjikan, Dody mengajak seluruh pihak untuk mendukung IPHA, termasuk dengan cara yang sederhana—tidak memburu burung hantu yang kini menjadi pahlawan sawah.

“Inovasi ini berhasil jika kita jaga bersama. Ini bukan cuma soal air, tapi juga soal keberlanjutan pangan nasional,” pungkasnya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini