Menteri Ekraf juga menyampaikan bahwa sektor ekonomi kreatif Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam 11 tahun terakhir (2013-2024). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tambah Produk Domestik Bruto (PDB) sektor ekonomi kreatif Indonesia meningkat sebesar 119%, dari sekitar Rp 700 triliun menjadi Rp 1.500 triliun. Selain itu, nilai ekspor sektor ini juga mengalami kenaikan sebesar 67%, dari USD 15 miliar menjadi USD 25,1 miliar.
“Jumlah tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif juga meningkat pesat sebesar 89%, dari 14 juta orang menjadi 26,5 juta orang. Sebagian besar, yaitu 68%, adalah perempuan. Data BPS juga menunjukkan bahwa sekitar 50% pekerja di sektor ini berusia di bawah 40 tahun. Dengan demikian, ekonomi kreatif menjadi sektor yang inklusif dan progresif bagi perekonomian Indonesia,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Menteri Rachida Dati turut mengapresiasi pencapaian luar biasa ekonomi kreatif di Indonesia, khususnya dalam melibatkan perempuan dalam sektor ini.
“Saya ingin menekankan bahwa sektor ekonomi kreatif di Indonesia menjadi perhatian khusus karena angka pertumbuhannya yang sangat signifikan dan persentasenya yang membanggakan, terutama dalam melibatkan kaum perempuan,” ujar Rachida Dati.
Menteri Ekraf juga menjelaskan bahwa ruang lingkup kerja sama antara Indonesia dan Prancis mencakup pendidikan dan residensi, di mana pegiat industri kreatif dari kedua negara dapat bertukar pengalaman, seperti program magang, untuk menambah wawasan dan meningkatkan kapabilitas mereka.
Dalam acara ini, Menteri Ekraf Teuku Riefky didampingi oleh Sekretaris Utama Kementerian Ekraf, Dessy Ruhati, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Yuke Sri Rahayu, Deputi Kreativitas Media Agustini Rahayu, serta pejabat eselon II di Kementerian Ekonomi Kreatif.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI



