TAJUKNASIONAL.COM Pertemuan ke-26 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (The 26th AEC Council Meeting) di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (24/10), menjadi forum penting dalam menyiapkan arah kerja sama ekonomi kawasan setelah berakhirnya AEC Blueprint 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku AECC Minister menegaskan, ASEAN kini fokus menyusun Rencana Strategis AEC 2026–2030 sebagai panduan utama menuju ASEAN 2045 yang berdaya saing dan inklusif.
Data Sekretariat ASEAN menunjukkan kinerja ekonomi kawasan terus menguat. Perdagangan barang tahun 2024 mencapai USD3,8 triliun, tumbuh 8,9 persen, melampaui rerata global 2,1 persen. Investasi asing langsung (FDI) meningkat 8,5 persen menjadi USD226 miliar, sedangkan sektor pariwisata mencatat 127 juta kunjungan wisatawan.
Indonesia mendukung pengesahan Key Outcome Indicators (KOIs) dan konsolidasi agenda prioritas ekonomi ASEAN. Airlangga juga menyoroti pentingnya digitalisasi sebagai mesin pertumbuhan baru, termasuk dalam pelaksanaan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) dan Bandar Seri Begawan Roadmap (BSBR) yang telah mencapai 92 persen penyelesaian.
“Transformasi digital harus membuka peluang ekonomi secara merata dan memperkuat konektivitas kawasan,” ujar Airlangga.
Baca Juga: Pemerintah Bentuk Satgas P2SP, Airlangga Hartarto: Pastikan Program Strategis Nasional Tepat Sasaran
Selain itu, Indonesia menekankan komitmen terhadap ekonomi hijau melalui implementasi Strategi Netralitas Karbon, Circular Economy Framework, dan Blue Economy Implementation Plan. Pertemuan juga menyambut kemajuan Timor-Leste menuju keanggotaan penuh ASEAN.
Dengan peran aktif Indonesia, ASEAN diharapkan mampu menjaga ketahanan ekonomi kawasan dan memperkuat posisi sebagai episentrum pertumbuhan global.
IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI



