Menurut Dody, lebih dari separuh aset irigasi nasional berada dalam kondisi rusak, sementara anggaran pemeliharaan hanya mencakup 37,9% kebutuhan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara pusat dan daerah, baik dari sisi kebijakan maupun anggaran.
Di Jawa Timur, Kementerian PU telah menyelesaikan pembangunan delapan bendungan yang mampu mengairi lebih dari 34.000 hektare sawah, termasuk Bendungan Tukul, Semantok, dan Bendo. Satu bendungan lagi, Bagong, ditargetkan rampung pada 2026.
Selain itu, rehabilitasi delapan Daerah Irigasi dengan cakupan 14.908 hektare juga terus dipacu, dengan pemilihan lokasi berdasarkan kesiapan teknis dan potensi peningkatan indeks pertanaman.
“Kami berharap Musrenbang ini menjadi titik temu yang memperkuat kerja sama pusat dan daerah, demi mewujudkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur,” tutup Menteri PU.
Turut mendampingi dalam agenda ini antara lain Kepala BBWS Brantas Hendra Ahyadi, Kepala BBPJN Jatim-Bali Gunadi Antariksa, dan Kepala BPPW Jatim Airyn Saputri Harahap.