Tak hanya itu, Imas Aan Ubudiah juga membeberkan praktik alih fungsi lahan di Gunung Cikuray yang kini ditanami komoditas hortikultura oleh pemodal luar daerah. Warga lokal, menurutnya, hanya menjadi penggarap, sementara lahan bahkan disewakan untuk kepentingan pemilihan legislatif.
“Saya minta lahan 50 hektare yang disewakan untuk pileg dibatalkan. Jangan sampai masyarakat lokal hanya jadi penonton,” tambahnya.
Imas turut menyoroti kasus tambang emas ilegal di Bungbulang (Garut) dan Cineam (Tasikmalaya), serta dugaan korupsi dana reboisasi di KPH Garut tahun 2020–2022. Ia meminta Perhutani segera melakukan reformasi internal, termasuk pembatasan masa jabatan dan pengawasan ketat terhadap petugas lapangan.
Sebagai penutup, Imas menekankan pentingnya konservasi untuk mencegah bencana ekologis seperti banjir bandang yang terus berulang di Garut. Ia mendorong penanaman pohon keras di sepanjang jalur menuju Garut Selatan sebagai solusi jangka panjang.
“Sekarang sepanjang jalan hanya wortel, cabai, tomat. Kalau banjir, yang keluar dari sungai pun wortel. Tak ada lagi tanaman keras,” tandas legislator dapil Jawa Barat XI itu.
