Menurut Ibas, perhatian terhadap atlet tidak hanya berbicara soal insentif, tetapi juga mengenai pendampingan jangka panjang, termasuk pendidikan, keterampilan kerja, dan peluang kontribusi sosial.
“Anak muda yang berprestasi tidak boleh dibiarkan stagnan. Mereka harus punya ruang untuk terus bertumbuh dan mengabdi,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ibas juga menggarisbawahi pentingnya membentuk karakter yang kuat di tengah gempuran globalisasi. Ia mengajak generasi muda untuk tidak hanya mengejar prestasi, tapi juga menjadi pribadi yang rendah hati, mencintai bangsa, dan siap memberi kembali kepada daerah asal.
“Dari Trenggalek kita bangkit, dari Trenggalek kita mengabdi,” pungkasnya.