Selasa, 24 Juni, 2025

Dua Balita Tewas di Kolam Bekas Galian, DPR Desak Evaluasi Keamanan PT PHR

TAJUKNASIONAL.COM – Tragedi meninggalnya dua balita di kolam lumpur bekas pengeboran milik PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Riau menuai sorotan tajam dari Anggota Komisi XII DPR RI, Mulyadi. Ia menilai insiden ini mencerminkan kegagalan sistem pengamanan yang seharusnya melindungi warga, terutama anak-anak, dari risiko area operasional migas.

“Setelah aktivitas pengeboran selesai, kolam lumpur seharusnya segera ditutup atau setidaknya dijaga dengan ketat. Ini bukan hanya soal prosedur teknis, tapi juga soal nyawa,” ujar Mulyadi usai rapat kerja dengan manajemen PHR di Riau, Kamis (8/5/2025).

Korban dalam insiden ini adalah dua balita FH (4 tahun) dan FPW (2 tahun), yang diduga terpeleset dan tenggelam di kolam bekas lumpur pengeboran pada Selasa (22/4/2025). Mulyadi menegaskan bahwa anak-anak tidak bisa disalahkan karena mereka tidak memahami bahaya.

“Jangankan tahu itu kawasan terlarang, mereka mungkin hanya melihat genangan air yang tampak seperti tempat bermain,” tegasnya.

Dengan 2.500 personel keamanan dan anggaran keamanan tahunan mencapai Rp400 miliar lebih, Mulyadi mempertanyakan efektivitas perlindungan yang diberikan oleh pihak PHR.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini