Pada 2025, pemerintah menetapkan kuota impor gula rafinasi sebesar 3,44 juta ton, dengan realisasi impor hingga September sudah mencapai 2 juta ton.
Andre mempertanyakan lemahnya pengawasan pemerintah.
“Kalau semua sesuai aturan, kenapa bisa bocor ke pasar? Kenapa harga gula petani jatuh dan harus diserap dengan uang negara? Ini soal keberpihakan pada petani dan industri nasional,” tegasnya.
Meski pemerintah berencana menambah impor gula mentah 200.000 ton untuk cadangan pangan pemerintah (CPP), langkah itu dinilai tidak menyentuh akar persoalan utama, yaitu lemahnya pengawasan distribusi dan celah perizinan impor.
Politisi Fraksi Partai Gerindra itu menegaskan, tata niaga gula nasional harus dibenahi total, mulai dari perizinan impor, distribusi, hingga perlindungan petani.
“Kita tidak bisa lagi membiarkan segelintir perusahaan menikmati fasilitas impor sementara petani tebu terus merugi. Negara harus hadir, bukan hanya sebagai regulator, tapi juga pelindung rakyat,” pungkasnya.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI



