Salah satu persoalan paling mencolok menurut Aprozi adalah pemisahan tempat tinggal antara suami dan istri, yang terjadi akibat perubahan sistem layanan dari satu perusahaan syarikah menjadi delapan.
“Akibatnya, banyak pasangan ditempatkan di hotel berbeda. Ini mengganggu kekhusyukan ibadah dan bisa memicu stres di tengah ibadah,” katanya.
Selain itu, kebijakan Arab Saudi yang mewajibkan pendaftaran aplikasi Nusuk untuk akses ke Masjidil Haram juga dianggap membingungkan jemaah lansia dan kurang literasi digital.
“Kita kesulitan menyesuaikan karena informasi datang terlambat. Koordinasi dengan Arab Saudi perlu ditingkatkan,” ujar Aprozi.