Politikus Partai NasDem itu menyebut grup tersebut sebagai wadah yang berpotensi mendorong fantasi seksual menyimpang menjadi tindakan nyata yang merusak mental dan fisik korban.
“Kalau kita biarkan, ini akan jadi bom waktu. Fantasi yang awalnya hanya cerita bisa berkembang menjadi kekerasan seksual nyata. Ini bukan soal moral semata, tapi juga soal keselamatan dan perlindungan anak-anak,” tegas Ahmad Sahroni.
Ia juga menekankan perlunya pendekatan tidak hanya hukum, tapi juga psikologis bagi para pelaku atau simpatisan inses agar tidak melanjutkan perilaku menyimpang tersebut.
“Harus ada intervensi psikologis dan edukatif. Tapi sebelum itu, mereka harus dilacak dan diidentifikasi. Negara tidak boleh kalah dengan praktik kebebasan digital yang kebablasan,” tambahnya.
Selain penindakan, Ahmad Sahroni juga menyerukan agar media sosial dibersihkan dari ruang-ruang yang memberi tempat bagi penyimpangan seksual.
“Platform digital harus bertanggung jawab. Jangan beri ruang bagi komunitas seperti ini untuk berkembang dan berinteraksi. Kalau tahu ada yang menyimpang, laporkan. Jangan normalisasi kekerasan terselubung ini,” pungkasnya.