“Sistem layanan harus tepat waktu. Baik jadwal ziarah ke Raudhah yang kini berbasis aplikasi, maupun penyediaan makanan dan penginapan yang layak, harus dipastikan berjalan lancar. Apalagi, kondisi jemaah usai puncak ibadah di Armuzna tentu sudah sangat menurun secara fisik,” jelas politisi dari Fraksi PDI-Perjuangan itu.
Tak hanya soal manajemen teknis, Abidin juga menyoroti pentingnya informasi publik bagi jemaah, terutama yang berhubungan dengan fasilitas sekitar Masjid Nabawi.
“Petunjuk soal lokasi wudhu, toilet pria-wanita, dan titik air minum harus disampaikan secara jelas. Jangan sampai jemaah kebingungan mencari kebutuhan dasar mereka saat beribadah,” ucapnya.
Sebagai bagian dari persiapan, Daker Madinah telah mengerahkan 253 petugas yang akan ditempatkan di hotel-hotel jemaah dan area sekitar Masjid Nabawi. Mereka akan bekerja dalam sistem rotasi demi menjaga kualitas layanan.
“Semoga dengan kesiapan ini, jemaah bisa menjalani ibadah Arba’in dengan khusyuk dan nyaman. Ini momentum spiritual yang sangat istimewa, dan sudah seharusnya dilayani dengan penuh perhatian,” pungkasnya.