TajukPolitik – Wakil Ketua Komisi X DPR, Dede Yusuf, menyoroti mahalnya biaya kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN), terutama di bidang kedokteran, saat rapat dengan Eselon I dari Kemendikbudristek, Kemendagri, dan Kemenkeu terkait Panja Pembiayaan Pendidikan.
“Walaupun kemarin sudah ada peraturan baru untuk membatalkan kenaikan UKT, tetapi ternyata masih banyak UKT-UKT ini yang harganya luar biasa sekali,” ujar Dede saat rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (19/6).
Ia mengingatkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyebutkan bahwa saat ini adalah era peningkatan sumber daya manusia. Oleh karena itu, menurut Dede, penting untuk menyiapkan anak-anak Indonesia agar mampu bersaing di industri 4.0 dan 5.0, yang menuntut kemampuan berpikir kritis dan analitik.
“Nah berarti kita harus menyiapkan anak-anak kita untuk masuk kepada industri 5.0 ataupun industri 4.0 yang mana kemampuan berpikir yang kritis, analitik, dan lain-lain mestinya sudah disiapkan,” kata Dede Yusuf.
Namun, ia menekankan bahwa mahalnya biaya pendidikan masih menjadi kendala besar. “Sayangnya, angka kemahalan ini masih luar biasa. Mungkin Pak Dirjen juga paham bahwa untuk masuk kedokteran, saya sudah dapat banyak data ini, masya Allah, itu biaya institusinya bisa beli Alphard satu Pak,” lanjutnya.
Dede menjelaskan bahwa biaya tersebut hanya untuk membayar biaya gedung, belum termasuk Uang Kuliah Tunggal (UKT). Menurutnya, biaya yang mencapai ratusan juta ini sangat membebani calon mahasiswa dan keluarganya, padahal Indonesia masih kekurangan dokter, seperti yang sering disampaikan oleh Menteri Kesehatan.
“Mungkin ratusan juta, padahal Menteri Kesehatan selalu mengatakan kita kekurangan dokter. Nah, ini kita dilematis,” tutur Dede Yusuf, menekankan.
Dede Yusuf juga mengungkapkan bahwa situasi ini menimbulkan dilema karena di satu sisi ada kebutuhan besar untuk meningkatkan jumlah tenaga medis, sementara di sisi lain, biaya pendidikan yang sangat tinggi menghalangi banyak calon mahasiswa berbakat dari keluarga kurang mampu.
“Ini adalah tantangan besar bagi kita semua. Kita harus menemukan solusi untuk masalah ini, agar pendidikan kedokteran lebih terjangkau dan dapat diakses oleh lebih banyak anak muda Indonesia yang memiliki potensi,” tambahnya.
Ia mendesak agar pemerintah dan pihak terkait segera mencari solusi untuk menurunkan biaya pendidikan di bidang kedokteran, sehingga dapat mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan memenuhi kebutuhan tenaga medis di Indonesia.
Dengan demikian, menurut Dede, upaya peningkatan sumber daya manusia yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi bisa berjalan efektif dan berdampak positif bagi pembangunan nasional. “Kita harus bekerja sama untuk memastikan pendidikan kedokteran dapat diakses oleh semua orang, tanpa terkecuali,” pungkasnya.