TajukNasional Pemerintah Indonesia disebut telah mengantisipasi kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia.
Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan langkah strategis sejak awal masa kepemimpinannya.
“Sejak hari pertama dilantik, Presiden Prabowo telah merancang tiga gebrakan besar untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah tantangan global, termasuk kebijakan tarif baru dari AS,” ujar Noudhy, Kamis (3/4).
Gebrakan pertama adalah memperluas kemitraan dagang internasional. Dalam pekan pertama kepemimpinannya, Prabowo mengajukan keanggotaan Indonesia dalam BRICS.
Indonesia juga telah menandatangani berbagai perjanjian perdagangan seperti RCEP, CP-TPP, IEU-CEPA, serta menjalin perjanjian bilateral dengan negara-negara seperti Jepang, Korea, dan Uni Emirat Arab.
Langkah kedua adalah percepatan hilirisasi sumber daya alam. Pemerintah membentuk BPI Danantara sebagai badan pendanaan dan pengelola proyek hilirisasi strategis di sektor mineral, energi, dan hasil laut.
Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah ekspor dan mengurangi ketergantungan pada investasi asing.
Gebrakan ketiga fokus pada penguatan daya beli masyarakat. Pemerintah menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan target 82 juta penerima hingga akhir 2025.
Selain itu, Prabowo berencana membentuk 80.000 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) untuk menggerakkan ekonomi desa.
“Dengan memperkuat kemitraan dagang, hilirisasi SDA, dan konsumsi dalam negeri, Indonesia tetap tumbuh di tengah ketidakpastian global,” tegas Noudhy.
