TajukNasional Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam pengambilan keputusan terkait investasi yang dikelola oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia.
Ia menekankan bahwa aset Danantara bukan hanya milik negara saat ini, tetapi merupakan kekayaan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.
Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Prabowo mengingatkan bahwa Danantara dibentuk untuk mengonsolidasikan kekuatan ekonomi pemerintah, termasuk dana dan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Oleh karena itu, pengelolaannya harus mengikuti prinsip tata kelola yang baik agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional.
“Saya beri petunjuk kepada pimpinan Danantara, kalau perlu keputusan-keputusan itu diambil secara hati-hati dan tidak perlu terlalu cepat. Ini adalah kekayaan anak dan cucu kita, harus dijaga dengan baik,” ujar Prabowo, Senin (24/3).
Selain itu, Prabowo juga meminta peran aktif masyarakat dalam mengawasi pengelolaan investasi di Danantara. Ia menekankan bahwa transparansi dan akuntabilitas harus menjadi prinsip utama dalam setiap kebijakan yang diambil.
“Saya minta tokoh-tokoh masyarakat ikut mengawasi, dan saya tegaskan bahwa setiap kebijakan Danantara harus bisa diaudit, diawasi, serta dipertanggungjawabkan setiap saat,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan bahwa Danantara akan menerapkan standar manajemen internasional dan melibatkan penasihat global guna memperkuat tata kelola.
Dengan pendekatan ini, ia optimistis efektivitas pengelolaan aset negara akan meningkat, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
“Ini adalah terobosan besar. Dengan standar manajemen internasional dan penasihat global, saya yakin pengelolaan aset di bawah Danantara akan lebih baik,” pungkasnya.
