Karier Politik
Gus Ipul memulai karier politik pada 1999 sebagai anggota DPR dari PDI Perjuangan. Saat itu, ia menjadi simbol aliansi antara Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri.
Namun, ketika hubungan keduanya merenggang pada 2001, ia memilih keluar dari PDI-P dan melepaskan kursi DPR. Tak lama berselang, ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan kemudian dipercaya sebagai Sekjen PKB (2002–2007), mengalahkan rivalnya Alwi Shihab.
Baca juga :Â Kementerian PU Sosialisasikan PHBS di Sekolah Rakyat untuk Tingkatkan Kesehatan dan Kebersihan
Kiprah politiknya berlanjut di eksekutif. Dalam kabinet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia menjabat Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (2004–2007).
Meski sempat terimbas konflik internal PKB yang membuatnya kehilangan jabatan, Gus Ipul terus melangkah.
Tahun 2008, ia maju dalam Pilgub Jawa Timur mendampingi Soekarwo. Pasangan ini berhasil memenangi kontestasi dan dipercaya memimpin Jawa Timur selama dua periode, 2009–2019, dengan Gus Ipul sebagai Wakil Gubernur.
Selepas itu, Gus Ipul berkarier di tingkat lokal sebagai Wali Kota Pasuruan periode 2021–2024.
Kembali ke Panggung Nasional
Selain pengalaman politik, Gus Ipul juga memiliki akar kuat di organisasi keagamaan. Pada 2022, ia ditunjuk sebagai Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2022–2027oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf.
Dengan rekam jejak panjang di pemerintahan, politik, maupun organisasi, Saifullah Yusuf dianggap sebagai figur berpengalaman yang mampu membantu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga:Â Profil Gustavo Petro: Perjalanan Politik dari Aktivis Kiri ke Presiden Kolombia, Bersuara Untuk Gaza di PBB
Penunjukannya kembali sebagai Menteri Sosial 2024–2029 menegaskan konsistensinya sebagai salah satu tokoh penting dalam panggung politik nasional.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI