TAJUKNASIONAL.COM Presiden Kolombia Gustavo Petro kembali menjadi sorotan dunia usai berpidato dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU PBB) pada Rabu (24/9/2025).
Dalam pidatonya, Petro secara tegas menyerukan penghentian genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
“Pertama-tama kita harus menghentikan genosida di Gaza. Kemanusiaan tidak bisa membiarkan satu hari pun genosida ini terjadi lagi,” ujar Petro.
Selain itu, Petro juga menyerukan penyelidikan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait serangan kapal di kawasan Karibia.
Baca Juga: Trump Puji Pidato Presiden Prabowo di PBB: “You Did a Great Job”
Pernyataan keras tersebut menegaskan sikap Petro yang kerap vokal dalam menyuarakan isu-isu kemanusiaan di panggung internasional.
Profil Gustavo Petro
Gustavo Petro lahir di Cienage de Oro, Kolombia, pada 19 April 1960.
Ia dikenal sebagai presiden Kolombia pertama yang berasal dari kelompok politik berhaluan kiri.
Petro terpilih pada pemilihan presiden Juni 2022 dengan memperoleh 50,44 persen suara atau sekitar 11,2 juta suara.
Sebelum menjadi presiden, Petro memiliki rekam jejak panjang di dunia politik. Ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat sejak 1991, lalu kembali terpilih pada 1998 dan 2002.
Pada 2006, ia menjadi senator dan dikenal sebagai salah satu pengkritik keras Presiden Alvaro Uribe.
Karier politik Petro mencapai puncaknya ketika ia menjabat Wali Kota Bogotá periode 2012–2015.
Selama masa jabatannya, ia memperkenalkan berbagai program sosial, seperti subsidi tarif air dan transportasi untuk warga kurang mampu.
Baca Juga: Pidato Presiden Prabowo di PBB; Suara Berani Indonesia Menantang Hegemoni Global!
Latar Belakang Aktivis dan Pendidikan
Pada usia 17 tahun, Petro sempat bergabung dengan kelompok gerilya M-19 (19th of April Movement).
Meski tak terlibat langsung dalam aksi-aksi kekerasan, ia dikenal aktif dalam propaganda dan logistik.
Pada 1985, ia ditangkap dengan tuduhan memiliki senjata api dan bahan peledak, lalu dibebaskan setelah mendapat amnesti ketika M-19 berubah menjadi partai politik sah pada 1990.
Di bidang akademik, Petro menempuh pendidikan sarjana di Universitas Externado Kolombia serta melanjutkan magister ekonomi di Universitas Javeriana.
Ia juga sempat bertugas sebagai atase diplomatik di Belgia pada 1994–1996.
Baca Juga: Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Tegaskan Dukungan Indonesia untuk Kemerdekaan Palestina
Visi Politik dan Kebijakan
Dalam visi politiknya, Petro menekankan transisi menuju ekonomi hijau dengan mengurangi ketergantungan pada minyak dan batu bara.
Sebagai gantinya, ia mendorong pengembangan sektor pariwisata, industri berbasis pengetahuan, serta perlindungan Hutan Amazon.
Selain itu, ia juga mendukung kebijakan redistribusi ekonomi, termasuk menaikkan pajak bagi orang kaya untuk mendanai program pengentasan kemiskinan.
Kini, sebagai presiden, Gustavo Petro tidak hanya memimpin Kolombia, tetapi juga tampil sebagai sosok vokal di kancah global, terutama dalam isu keadilan sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI