Lulus kuliah, ia sempat bimbang menentukan jalan hidup menjadi politisi, pegawai, atau pengusaha. Tahun 2001–2002, atas dorongan seniornya di KNPI sekaligus Gubernur Papua, Jacobus Perviddya Solossa, Bahlil memutuskan berwirausaha.
Ia kemudian menjabat Direktur Wilayah PT Primatama Cipta Niaga, sebuah perusahaan konsultan keuangan berbasis IT. Meski bergaji Rp35 juta per bulan dengan fasilitas rumah dan mobil, pada 2003 ia mundur untuk membangun bisnis sendiri.
Baca juga:Â Profil Gustavo Petro: Perjalanan Politik dari Aktivis Kiri ke Presiden Kolombia, Bersuara Untuk Gaza di PBB
Perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus. Ia sempat jatuh bangun hingga akhirnya terjun ke usaha hak pengusahaan hutan (HPH) pada 2005 yang membuat kiprahnya kian berkembang.
Tahun 2015, namanya semakin diperhitungkan setelah terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) periode 2015–2019. Ia menjadi Ketua Hipmi pertama dari Papua dengan latar belakang keluarga sederhana.
Baca juga:Â Panggil Menteri ESDM ke Istana, Presiden Prabowo Pastikan Kedaulatan Energi untuk Bangsa
Rekam jejaknya sebagai wirausaha menarik perhatian Presiden Joko Widodo. Pada 22 Oktober 2019, Jokowi mengundangnya ke Istana dan sehari kemudian menunjuknya sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 2019–2024. Sejak saat itu, karier Bahlil di pemerintahan terus menanjak hingga kini dipercaya kembali duduk di kursi menteri.
Dari sopir angkot hingga menteri, perjalanan hidup Bahlil Lahadalia menegaskan etos kerja keras, ketekunan, dan tekad untuk terus maju meski berangkat dari keterbatasan.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI