TajukNasional Peneliti dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, menyerukan kepada kementerian dan Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) untuk meningkatkan kualitas komunikasi publik.
Seruan ini disampaikan menyusul wawancara terbuka Presiden Prabowo Subianto bersama enam pemimpin redaksi media massa di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4).
Menurut Bawono, langkah Presiden Prabowo membuka ruang diskusi dengan jurnalis senior merupakan upaya konkret dalam mengoptimalkan komunikasi publik selama hampir enam bulan masa pemerintahannya.
“Wawancara terbuka ini mencerminkan komitmen Presiden terhadap kebebasan pers dan harus menjadi cermin koreksi bagi kementerian serta PCO untuk memperbaiki kualitas komunikasi mereka ke depan,” ujar Bawono dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (8/4).
Ia juga menekankan pentingnya semangat keterbukaan informasi yang ditunjukkan Prabowo ditiru oleh seluruh menteri di Kabinet Merah Putih.
Menurutnya, hal ini akan memperkuat kepercayaan publik terhadap pemerintah dan menunjukkan bahwa seluruh jajaran pemerintahan memiliki semangat yang sama dalam menjunjung keterbukaan.
“Publik perlu melihat bahwa semangat kebebasan pers dan transparansi tidak hanya datang dari presiden, tetapi juga dari para pembantunya,” tegas Bawono.
Dalam wawancara tersebut, tidak ada pembatasan topik. Beragam isu strategis seperti Undang-Undang TNI hingga kondisi pasar saham (IHSG) dibahas secara terbuka dan semua pernyataan Presiden bersifat on the record.
Hadir dalam sesi itu antara lain Najwa Shihab, Uni Lubis, Alfito Deannova, dan sejumlah pemimpin redaksi media nasional lainnya.