TajukNasional Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya peran Indonesia sebagai pemersatu di tengah fragmentasi global yang kian menguat akibat kebijakan ekonomi Amerika Serikat.
Hal ini disampaikannya saat membuka diskusi panel bertajuk “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan, dan Ekonomi Global” di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Minggu (13/4).
AHY mengkritisi kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif impor, yang menurutnya tak hanya mengguncang sistem perdagangan global, tetapi juga mengancam stabilitas keamanan internasional.
Ia menyebut kawasan Asia Pasifik sebagai pusat dinamika global saat ini, dan menyerukan agar Indonesia membangun kepercayaan di tengah meningkatnya kecurigaan antarnegara besar.
“Inilah jalan menuju masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” ujar AHY.
Ketua Umum Partai Demokrat itu memaparkan dua kemungkinan respons dunia atas kebijakan AS: tunduk pada dominasi ekonomi Amerika atau membentuk aliansi-aliansi baru sebagai tandingan.
Menurutnya, jika opsi kedua yang terjadi, dunia akan masuk ke dalam polarisasi baru yang bisa memperburuk konflik regional.
AHY pun mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto yang mengirim diplomat ke Washington, D.C., untuk berdialog serta menjalin komunikasi dengan pemimpin-pemimpin ASEAN. Ia menyebutnya sebagai bentuk diplomasi adaptif yang cerdas dan tidak pasif.
“Ketika ketakutan menyebar, mari kita hadirkan harapan. Dunia tidak hanya butuh pemimpin yang kuat, tetapi juga pemimpin yang bisa menyatukan,” tegas AHY.
Acara diskusi ini turut dihadiri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono, Chatib Basri, Armanatha Nasir, dan Chairul Tanjung.
