Minggu, 1 Juni, 2025

Panja Biaya Pendidikan Komisi X Terima Masukan dari Tiga Pakar Pendidikan

TajukPolitik – Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi, mengapresiasi masukan dari ketiga narasumber yang merupakan praktisi dan pakar pendidikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Panja Biaya Pendidikan.

“Masukan dari ketiga narasumber itu bagus sekali, semakin terbuka. Karena biasanya kita bicara tentang pendidikan itu hanya yang ada di Kementerian Pendidikan, seperti tentang kurikulum, bicara tentang beasiswa, sarana dan prasarana. Tapi tadi ketiga narasumber kita menjelaskan bagaimana bahayanya kita jika tidak inves yang namanya human capital. Dimana Index human capital kita terendah di beberapa negara di Asia,” ujar Dede usai RDP Panja Biaya Pendidikan di ruang rapat Komisi X DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (20/6).

Politisi Fraksi Partai Demokrat ini menambahkan bahwa rendahnya dukungan negara terhadap pendidikan berdampak pada produktivitas generasi mendatang yang hanya mencapai 52%. Ini artinya, Indonesia akan kalah dalam kompetisi dengan negara-negara lain.

Menurut Dede, masalah tersebut disebabkan oleh kurang fokusnya dukungan negara terhadap pendidikan. Pendidikan bukan hanya tentang sekolah, tetapi juga tentang kemampuan siswa dalam mengolah pikiran, adab, karakter, dan kemampuan sosial lainnya. Semua ini dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga perguruan tinggi.

Dede menekankan bahwa biaya pendidikan memang tidak murah. Ilmu pengetahuan memerlukan biaya, dan harus ada pengorbanan. Pendidikan bisa menjadi lebih terjangkau dengan adanya subsidi negara. Namun, subsidi tersebut masih belum cukup, karena saat ini negara hanya menanggung tiga puluh persen dari biaya pendidikan, sementara sisanya, 70 persen, ditanggung oleh orang tua atau keluarga.

“Bagaimana kedepannya agar intervensi negara lebih besar lagi melalui anggaran pendidikan. Karena dari anggaran pendidikan itu, ternyata ada anggaran yang lebih besar yang dialokasikan oleh Kementerian Keuangan untuk biaya pendidikan ada di kementerian/lembaga lain dalam posisi idle. Artinya ada 100 triliun anggaran pendidikan yang tidak terpakai. Padahal sejatinya hal itu bisa digunakan untuk membiayai pendidikan tinggi dan PAUD, sehingga pendidikan tidak berbiaya mahal,” paparnya.

Dede menyampaikan bahwa pembentukan Panja Biaya Pendidikan sangat penting. Panja ini memungkinkan untuk melihat, mendalami, dan memfokuskan semua hal terkait biaya pendidikan di Indonesia.

Panja ini juga bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan. Hasil dari Panja ini akan diserahkan kepada pemerintah dalam bentuk rekomendasi.

Pada kesempatan tersebut, Panja Biaya Pendidikan Komisi X DPR RI mengundang tiga pakar pendidikan, yaitu Prof. Didik J. Rachbini, M.Sc., Ph.D (Rektor Universitas Paramadina), Prof. Dr. H. Nanang Fattah, M.Pd. (UPI Bandung), dan Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D (Yarsi).

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini