TajukNasional Menko AHY Tegaskan Proyek Giant Sea Wall Dukung Perlindungan Pesisir dan Cegah BanjirKementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan menegaskan bahwa pembangunan Giant Sea Wall (GSW) bertujuan untuk mengatasi banjir rob dan abrasi yang sering mengancam kawasan pesisir. Menko AHY memastikan, program ini tidak akan merugikan nelayan atau masyarakat menengah ke bawah di wilayah pesisir.
Staf Khusus Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Herzaky Mahendra Putra, menjelaskan bahwa proyek GSW diharapkan meningkatkan kesejahteraan warga pesisir yang selama ini terpapar ancaman banjir rob dan abrasi. “Nelayan dan warga pesisir di Jakarta serta daerah lainnya yang terlibat dalam program ini akan menikmati manfaat kesejahteraan yang lebih baik,” ungkap Herzaky di Jakarta, Senin (17/2).
Herzaky menambahkan, GSW adalah bagian dari program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang bertujuan untuk mengatasi tantangan lingkungan seperti banjir rob, abrasi, sanitasi, dan penyediaan air bersih, serta meningkatkan konektivitas antarwilayah. Program ini menjadi langkah strategis untuk mendukung pengembangan wilayah pesisir utara Pulau Jawa secara berkelanjutan.
Penyusunan studi kelayakan untuk proyek GSW telah dilakukan pada 2020, dan proyek tanggul yang dibangun di Muara Baru, Jakarta Utara, sepanjang 2,3 kilometer dengan tinggi 4,8 meter di atas permukaan laut, kini telah melindungi lebih dari 20.000 kepala keluarga (KK) dan area seluas 160-170 hektare dari ancaman banjir rob.
“Tanpa tanggul ini, keselamatan masyarakat pesisir akan terancam,” kata AHY.
Menko AHY menekankan pentingnya kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Pemprov Jakarta, dan semua pihak terkait untuk menyelesaikan masalah banjir secara bersama-sama. “Tidak ada satu pihak pun yang bisa menangani masalah ini sendiri,” tegasnya.
