TajukNasional Menteri Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Bekraf) Teuku Riefky Harsya berharap pelaksanaan 5th Multilateral Naval Exercise Komodo 2025 (5th MNEK 2025) di Bali tidak hanya berdampak pada sektor pariwisata, tetapi juga memberikan manfaat bagi perajin dan pelaku ekonomi kreatif di daerah tersebut.
“MNEK 2025 ini dihadiri oleh sekitar 3.500-4.000 personel. Kami berharap kegiatan ini tidak hanya menggerakkan sektor pariwisata tetapi juga memberikan dampak ekonomi langsung bagi perajin lokal di Bali,” ujar Menekraf Riefky dalam keterangan pers yang diterima, Senin.
Sebanyak 39 negara berpartisipasi dalam ajang yang bertujuan memperkuat kerja sama internasional di bidang keamanan maritim, bantuan kemanusiaan, serta penanggulangan bencana ini. MNEK 2025 juga merupakan bagian dari implementasi kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Setelah sebelumnya digelar di Makassar pada 2023, kali ini TNI Angkatan Laut (TNI AL) menyelenggarakan 5th MNEK 2025 di Bali dengan mengusung tema Maritime Partnership for Peace and Stability. Pemilihan Bali sebagai tuan rumah merupakan bagian dari Program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, yang salah satu fokusnya adalah mendorong kemandirian ekonomi melalui sektor ekonomi kreatif.
Menekraf berharap perhelatan yang berlangsung selama 15-22 Februari 2025 ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif dan UMKM. Kehadiran berbagai perajin khas Bali di acara ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan delegasi internasional.
Salah satu perajin lokal, I Nyoman Weda, yang menjajakan karya seni berupa patung dan ukiran, mengaku bangga dapat berpartisipasi dalam ajang internasional ini. Ia melihat kesempatan ini sebagai peluang besar untuk memperkenalkan seni tradisional Bali ke dunia.
“Kami sangat antusias mengikuti acara ini karena banyak tamu dari berbagai negara. Banyak di antara mereka yang belum mengenal kerajinan khas Bali, dan mereka tampak tertarik melihat hasil karya kami. Semoga ke depan, seni dan kerajinan lokal semakin dikenal luas,” ujar Nyoman Weda.
Hal serupa disampaikan Wayan Sadra, seorang seniman egg painting yang memanfaatkan momen ini untuk memamerkan hasil karyanya yang unik. Ia melukis di atas cangkang telur, seni yang masih jarang ditemui dan memiliki nilai artistik tinggi.
“Saya terpilih mewakili desa untuk ikut serta dalam acara ini. Banyak pengunjung yang penasaran dengan seni lukis di kulit telur dan ukiran batok kelapa. Saya berharap karya-karya ini bisa semakin terkenal di kancah internasional,” kata Wayan Sadra.
Melalui penyelenggaraan 5th MNEK 2025, diharapkan ekonomi kreatif Bali semakin berkembang dan mendapat perhatian lebih luas di tingkat global, sehingga dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat setempat.