Megawati juga menyinggung kecenderungan aparat penegak hukum yang cepat memanggil warga yang menyampaikan kritik terhadap pemerintah. Ia mendorong publik agar tidak takut menyuarakan kebenaran, meski risiko pemanggilan oleh pihak kepolisian makin marak terjadi.
“Orang-orang sekarang takut bicara. Baru kritik sedikit, sudah dipanggil polisi. Saya sendiri suka ceplas-ceplos, dan saya bicara karena ini adalah realitas Republik kita,” ucapnya.
Lebih jauh, Megawati menegaskan bahwa aparat kepolisian tidak memiliki posisi istimewa dibandingkan warga negara lainnya.
“Polisi juga rakyat biasa. Bukan warga kelas khusus. Jangan merasa lebih tinggi dari rakyat, karena saya sendiri sebagai presiden waktu itu yang memisahkan Polri dari ABRI agar menjadi profesional,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa Indonesia dibangun dengan perjuangan panjang, pengorbanan, dan air mata. Karena itu, menurutnya, semangat demokrasi dan kebebasan berpendapat harus tetap dijaga dan tidak boleh diberangus oleh kekuasaan.