TAJUKNASIONAL.COM Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menilai kehadiran warga negara asing (WNA) dalam jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dapat membawa dampak positif terhadap tata kelola dan transparansi di tubuh badan usaha milik negara (BUMN).
Menurut Luhut, keterlibatan profesional asing di jajaran manajemen BUMN bukan sekadar simbol kerja sama internasional, tetapi juga bagian dari strategi untuk meningkatkan akuntabilitas dan efisiensi perusahaan pelat merah.
“Begitu ada joint venture dengan perusahaan asing, pastilah manajemennya itu transparan. Dan boleh orang asing ikut manajemen, seperti sekarang Garuda, ada orang asing di bawah direksi. Itu akan membuat kita lebih transparan,” ujar Luhut dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Luhut juga menambahkan bahwa melalui lembaga Danantara, pemerintah kini mengelola aset lebih dari US$1 triliun yang berpotensi menarik kerja sama dengan berbagai perusahaan global.
Ia meyakini, kolaborasi lintas negara akan menciptakan sistem korporasi yang lebih efisien dan bebas intervensi.
“Ketika kita IPO (penawaran umum perdana), itu tidak bisa lagi diganggu oleh siapa pun. Perusahaan akan dipaksa efisien oleh sistem,” tegasnya.
Dua WNA Resmi Duduk di Direksi Garuda Indonesia
Garuda Indonesia saat ini memiliki dua direksi asing yang ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (15/10/2025).
Keduanya adalah Neil Raymond Nills sebagai Direktur Transformasi dan Balagopal Kunduvara sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Menurut Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, pemilihan dua profesional asing tersebut merupakan bagian dari semangat transformasi Garuda menuju standar internasional.
“Air New Zealand itu profitnya dua kali lipat Garuda, dan banyak direksinya orang asing. Paradigma baru yang kami bawa adalah bagaimana Garuda bisa berorientasi global, bukan hanya domestik,” ujar Pandu yang juga keponakan Luhut.
Baca Juga:Apa Itu Family Office? Proyek Luhut yang Ditolak Menkeu Purbaya Menggunakan APBN
Luhut menilai langkah tersebut selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang ingin membawa BUMN Indonesia menjadi pemain global dengan tata kelola profesional.