“Dia masih ingin menjadi sosok sentral. Tidak mau dianggap sebagai mantan presiden yang sudah habis pengaruhnya,” lanjut Efriza.
Efriza menilai, Jokowi akan terus menjalin komunikasi dengan partai-partai politik dan memelihara relasi dengan para pejabat yang loyal kepadanya—termasuk menteri-menteri di kabinet pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Pengaruh itu akan tetap dijaga, terutama melalui jalur informal dan diskusi strategis di belakang layar. Ia juga akan menjadi tempat bertanya dan berdiskusi bagi anak dan menantunya terkait isu-isu politik,” tambahnya.
Efriza menegaskan bahwa Jokowi tidak sedang menuju masa pensiun yang ‘tenang’, tetapi justru sedang membangun posisi baru sebagai kingmaker atau sosok berpengaruh di balik kekuasaan.
“Selama dia masih dianggap relevan dan punya jejaring politik yang kuat, Jokowi akan terus memainkan peran dalam dinamika pemerintahan mendatang,” tutupnya.