TAJUKNASIONAL.COM Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, menilai kondisi sektor pariwisata Indonesia masih sangat bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, hal ini merupakan sebuah ironi, sebab di banyak negara lain, justru pariwisata menjadi penyumbang utama pendapatan negara.
Dalam keterangannya di sela-sela Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI di Denpasar, Bali, Jumat (31/10/2025), Lamhot menegaskan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang bersifat regulator tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan sektor terkait, terutama BUMN pariwisata seperti InJourney.
Saya mempertanyakan apakah anggaran Kemenparekraf cukup untuk membangun destinasi super prioritas.
Baca Juga: DPR RI Langsung Sidak ke Pabrik Michelin Indonesia, Tangani Dugaan PHK Massal
Harus ada koordinasi kuat dengan BUMN pariwisata agar dampaknya terasa,” ujar Lamhot kepada Parlementaria.
Ia mencontohkan Hotel Indonesia Natour (HIN) yang dinilai belum maksimal mengembangkan jaringan hotelnya di berbagai destinasi unggulan.
“HIN hanya punya hotel di Bali, padahal daerah seperti Danau Toba juga punya potensi besar. Kalau infrastruktur dan atraksi wisata tumbuh, maka pariwisata akan menjadi kontributor utama APBN,” tambahnya.
Lamhot juga menyoroti minimnya sport tourism di Indonesia. Ia menilai potensi besar ini belum digarap serius, sementara negara lain seperti Spanyol, Inggris, Italia, dan Jerman mampu menarik jutaan wisatawan lewat event olahraga kelas dunia.
Ia pun berharap Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir dapat mendorong pengembangan sport tourism untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Lebih lanjut, Lamhot menegaskan bahwa peran utama pemerintah bukan sekadar menopang pariwisata lewat APBN, melainkan fokus pada tiga aspek vital: infrastruktur dasar, aksesibilitas dan konektivitas antarwilayah, serta promosi yang masif.
Baca Juga: DPR RI Dukung Menkeu Purbaya Berantas Impor Pakaian Bekas, Industri Lokal Kembali Bergairah
“Destinasi seperti Danau Toba dan Raja Ampat sudah dikenal luas, tapi promosi kita lemah. Tidak ada exhibition besar seperti Osaka Exhibition di Jepang,” kritiknya.
Lamhot optimistis, jika pemerintah fokus pada strategi tersebut, target 20 juta wisatawan mancanegara dapat tercapai.



