TajukPolitik – Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron mengatakan mobil listrik bukan solusi mengatasi polusi udara di wilayah Jabodetabek.
Menurutnya, membangkitkan masyarakat untuk lebih perduli dengan lingkungan adalah solusi mengatasi dan mencegah polusi udara.
“Menurut saya tidak ada hubunganya (atasi polusi udara dengan produksi mobil listrik), namun (polusi udara) ini adalah lampu merah untuk kita lebih peduli kepada lingkungan hidup,” kata Herman, Minggu (27/8).
Politisi Partai Demokrat ini menuturkan Jakarta membutuhkan kawasan-kawasan terbuka hijau dan harus sudah memulai penggunaan energy yang ramah lingkungan, bukan hanya kendaraan yang ramah lingkungan.
“Situasi ini juga harus menjadi momentum instropeksi pemerintah secara komprehensif, bahwa pembangunan tidak boleh serampangan dan harus terencana dengan baik,” ucapnya.
Herman menegaskan polusi udara yang terjadi di wilayah Jakarta, terjadi juga di wilayah Indonesia lainya, dan secara ekosistem sangat terkait.
“Jadi, tidak boleh demi ekonomi pembangunan mengorbankan prinsip-prinsip lingkungan hidup. Ini juga bukti bahwa UU Ciptakerja harus dievaluasi, terlalu membuka jalan terhadap percepatan kerusakan lingkungan,” tutupnya.
Kementerian Kesehatan segera membentuk tim khusus untuk menindaklanjuti peningkatan masif kasus penyakit terkait polusi udara yang tinggi di wilayah Jabodetabek.
Kemenkes sebelumnya menemukan fakta terjadi peningkatan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) yang rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.
Oleh karena itu, menyikapi ini (tingginya kasus penyakit akibat polusi), Kementerian Kesehatan telah melakukan pembentukan Komite Respirologi dan dampak polusi udara yang memiliki 4 rencana strategis yaitu deteksi, penurunan risiko kesehatan, dan adaptasi,” ujar Ketua Komite Penanggulangan Penyakit Respirasi dan Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Kemenkes Agus Dwi Susanto dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (28/8).
Terkait deteksi, Agus mengatakan pihaknya bakal membantu pemantauan kualitas udara salah satunya lewat pemasangan sensor polusi udara.
Ia mengatakan Kemenkes RI berupaya untuk membantu pemasangan sensor udara di sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya di rumah sakit, puskesmas, sekolah, dan pasar.
“Di wilayah DKI khususnya nanti akan dilakukan pemasangan-pemasangan di puskesmas atau rumah sakit sebagai upaya membantu kementerian lain dalam upaya mendeteksi polusi udara,” katanya.