Sebagai bentuk konkret regenerasi, AHY menunjuk dua kader muda partai, Rizki Aulia Natakusumah dan Hillary Brigitta Lasut, untuk memimpin dua lembaga strategis partai: Badan Diklat dan BPJK. Penunjukan ini, menurut AHY, bukan semata simbol, melainkan langkah nyata membangun politik berbasis kualitas SDM.
“Ini bukan beban, tapi amanah dan kesempatan untuk menunjukkan bahwa politik adalah perjuangan idealisme,” katanya. “Demokrat hadir untuk membentuk kader unggul sejak awal. Politik harus membentuk karakter, bukan sekadar manuver kekuasaan.”
AHY juga menekankan pentingnya kolaborasi antargenerasi dalam tubuh partai, dengan peran senior sebagai pembimbing yang mendukung pergerakan anak muda di medan politik.
“Saya ingin Biru Muda bukan hanya jadi simbol awal. Ini harus jadi gerakan yang terus tumbuh, menular, dan berdampak nyata di masyarakat. Mari kita jadikan politik sebagai ruang kreatif dan bermakna,” kata AHY.