TAJUKNASIONAL.COM Kesiapan Indonesia untuk berperan dalam menjaga perdamaian internasional kembali mendapatkan sorotan setelah Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) resmi mengadopsi resolusi pembentukan International Security Force (ISF) di Jalur Gaza.
Di tengah dinamika geopolitik kawasan Timur Tengah, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan siap mengirimkan personel ke Gaza selama mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan (Kemhan), Kolonel (Arm) Rico Sirait, menegaskan bahwa Indonesia memiliki kapasitas dan rekam jejak panjang dalam kontribusi misi perdamaian dunia.
Namun, seluruh tahapan operasional tetap harus mengikuti arahan Kepala Negara.
“Pemerintah Indonesia pada prinsipnya bersikap siap berkontribusi sesuai kapasitas dan pengalaman panjang dalam misi perdamaian. Namun seluruh keputusan tetap berada pada arahan presiden,” kata Rico di Morowali, Rabu.
Baca Juga: DPR RI Soroti Degradasi Kualitas Kerja, 87 Persen Pekerjaan Baru Bersifat Paruh Waktu
TNI Masih Matangkan Persiapan dan Logistik
Saat ini, TNI bersama Kemhan masih berada pada tahap perencanaan internal.
Rico menyebutkan bahwa kesiapan pasukan, logistik, dan rancangan teknis operasi masih terus dimatangkan sambil menunggu keputusan politik dari Presiden RI.
“Seluruh mekanisme dan perencanaan sementara masih berada pada tahap pembahasan internal Kemhan dan TNI, menunggu keputusan Presiden mengenai waktu, bentuk kontribusi, serta skema keterlibatan Indonesia,” jelasnya.
Belum ada skema pemberangkatan maupun jadwal resmi yang ditetapkan.
Namun, penyusunan rencana kontinjensi menjadi prioritas untuk memastikan kesiapan Indonesia jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Baca Juga: Instruksi Presiden Prabowo, TNI Siap Kirim 20 Ribu Pasukan Perdamaian ke Gaza
PBB Bentuk ISF untuk Stabilitas Gaza
Resolusi Dewan Keamanan PBB yang disponsori Amerika Serikat disahkan pada Senin (17/11), menandai terbentuknya International Security Force (ISF) — pasukan internasional yang akan bertugas di Gaza selama dua tahun. ISF akan bekerja sama dengan Israel dan Mesir dalam menjalankan mandatnya.
Pasukan ini memiliki sejumlah tugas penting, antara lain:
- mengamankan perbatasan Gaza
- melindungi warga sipil
- menyalurkan bantuan kemanusiaan
- melatih kembali kepolisian Palestina
- mengawasi proses pelucutan senjata Hamas dan kelompok bersenjata
Dari total anggota Dewan Keamanan, 13 negara mendukung resolusi, sementara Rusia dan China memilih abstain.
Keputusan ini membuka jalan bagi negara-negara anggota PBB, termasuk Indonesia, untuk mempertimbangkan kontribusi mereka dalam stabilisasi kawasan.
Baca Juga: Israel Kembali Bombardir Jalur Gaza di Tengah Gencatan Senjata, Korban Jiwa Berjatuhan
Indonesia dan Tradisi Panjang Misi Perdamaian
Indonesia selama ini dikenal aktif dalam pasukan perdamaian PBB (UN Peacekeepers), di antaranya dalam misi di Lebanon (UNIFIL), Republik Demokratik Kongo (MONUSCO), dan Sudan.
Dengan reputasi tersebut, Indonesia dipandang sebagai negara yang memiliki pengalaman dan keahlian cukup dalam operasi berisiko tinggi.
Kesiapan TNI mengirimkan pasukan ke Gaza pun dilihat sebagai bentuk konsistensi Indonesia dalam mendukung stabilitas global, sekaligus solidaritas terhadap isu kemanusiaan di Palestina — isu yang memiliki perhatian besar di Indonesia.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI



