Minggu, 2 November, 2025

Razia Berdarah di Brasil, Polisi Bantai 132 Orang Diduga Anggota Kartel Narkoba

TAJUKNASIONAL.COM Aksi protes besar-besaran mengguncang Brasil setelah operasi polisi di Rio de Janeiro menewaskan 132 orang yang diduga anggota kartel narkoba. Ribuan warga turun ke jalan menuntut keadilan dan mengutuk tindakan aparat yang dinilai brutal dan tidak manusiawi.

Massa berkumpul di depan gedung pemerintahan Penha sambil membawa bendera Brasil yang dicap dengan tangan berwarna merah darah sebagai simbol kemarahan.

“Pembunuh! Pembunuh!” teriak mereka, sebagaimana dilaporkan oleh Al Jazeera dan CBS News.

Salah satu warga yang ikut dalam aksi, Barbara Barbosa, mengatakan bahwa operasi tersebut bukan upaya penegakan hukum, melainkan pembantaian massal.

Baca Juga: Donald Trump Akan Bertemu Xi Jinping di Korea Selatan Bahas Perang Dagang

“Ini bukan razia kriminal, ini pembunuhan! Anak saya tewas tanpa alasan,” ungkap Barbara, yang kehilangan putranya dalam serangan itu.

Aksi protes juga datang dari aktivis hak asasi manusia, Rute Sales, yang mempertanyakan kebijakan pemerintah Brasil.

“Apakah kita punya hukuman mati di negara ini?” ujarnya dengan nada geram.

Demonstran menuntut Gubernur Rio de Janeiro untuk mengundurkan diri, serta meminta penyelidikan independen terhadap dugaan pelanggaran HAM dalam operasi tersebut.

Sebelumnya, kepolisian Brasil melancarkan operasi militer besar-besaran untuk menumpas jaringan geng narkoba Comando Vermelho (Komando Merah) — salah satu organisasi kriminal paling berpengaruh di negara itu.

Baca Juga: Trump Naikkan Tarif Dagang China Jadi 130 Persen, Perang Ekonomi Dunia Terancam Kembali Memanas

Operasi melibatkan ratusan personel bersenjata lengkap, kendaraan lapis baja, helikopter, dan drone.

Namun, tragedi berdarah itu menimbulkan kemarahan publik setelah muncul laporan bahwa sejumlah korban tewas dalam kondisi mengenaskan — beberapa di antaranya terikat, dibakar, bahkan dipenggal.

Pengacara keluarga korban, Albino Pereira, menyebut bahwa pihaknya telah menemukan jejak eksekusi di luar hukum pada tubuh para korban.

Menanggapi krisis tersebut, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menegaskan bahwa perang melawan narkoba tidak boleh mengorbankan warga sipil.

“Kita perlu kerja sama yang terarah untuk menghancurkan pusat perdagangan narkoba, tanpa mengorbankan nyawa polisi, anak-anak, dan keluarga yang tak bersalah,” tegas Lula melalui akun X resminya.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini