TajukNasional Kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh pemerintahan Prabowo Subianto mendapat sorotan positif dari berbagai pihak, salah satunya adalah Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Prof. Daniel M. Rosyid.
Menurutnya, konsep ekonomi yang diterapkan oleh Prabowo berlandaskan pada nasionalisme yang kuat, dengan fokus utama pada kepentingan rakyat Indonesia.
Prof. Daniel menyebutkan bahwa kebijakan ekonomi yang dikenal dengan istilah Prabowonomics memiliki ciri-ciri nasionalisme, populisme, pembangunan sektor pertanian dan pedesaan, serta industrialisasi yang terarah.
Selain itu, Prabowo juga menunjukkan ketegasan terhadap neoliberalisme, dengan mengutamakan kedaulatan nasional dan pertahanan negara.
Kebijakan ini juga menjadi ancaman bagi mafia dan oligarki yang selama ini berperan dalam mempertahankan status quo dan merugikan rakyat.
Lebih lanjut, Prof. Daniel juga menilai bahwa kebijakan Prabowo akan semakin efektif jika ia mampu mengembalikan konstitusi UUD 1945 yang asli.
Ia mengkritik UUD 1945 hasil amandemen pada tahun 2002 yang semakin menguntungkan kelompok kapitalis dan oligarki, serta menganggap Reformasi 1998 telah merusak sistem kehidupan berbangsa dan bernegara.
Prof. Daniel juga mengkritik kegagalan ekonomi pasca-Reformasi yang justru memperburuk ketimpangan sosial dan memberdayakan kekuatan oligarki.
Di sisi lain, ia mengapresiasi langkah Prabowo untuk bergabung dengan BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), yang menurutnya menunjukkan ketegasan dan kemampuan Indonesia untuk menyaingi kekuatan Barat yang tengah mengalami kemunduran.
“Prabowo dengan percaya diri bersama BRICS menyalip di tikungan Barat yang sedang mengalami degradasi,” pungkasnya.