Penyedia Makanan Bantah Dugaan Makanan Basi
Pihak penyedia makanan, yakni Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ujung Bulu 01, memberikan klarifikasi. Koordinator SPPG, Wahyu, membantah makanan yang dikirim dalam kondisi basi.
“Tidak ada nasi basi. Yang kami terima di lapangan hanya laporan bahwa nasi agak lembek atau basah, mungkin karena proses distribusi,” ujarnya.
Wahyu mengklaim pihaknya sudah melakukan pengecekan langsung terhadap menu yang dimaksud dan tidak menemukan indikasi pembusukan atau bau tak sedap.
“Saya pastikan tidak basi. Memang teksturnya basah, tapi masih layak dikonsumsi,” katanya.
Kasus Serupa Terjadi di Berbagai Daerah
Kasus di Bulukumba menambah daftar panjang insiden dalam program MBG. Berdasarkan data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), telah terjadi sedikitnya 17 insiden keracunan makanan MBG di 10 provinsi, dengan sebagian besar kasus terjadi di Jawa Barat.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama masalah ini adalah kualitas bahan baku yang buruk dan pengelolaan logistik yang tidak tepat, seperti lamanya jeda antara proses memasak, pengemasan, dan distribusi.
“Kami temukan bahan yang digunakan tidak semuanya layak. Selain itu, waktu penyimpanan terlalu lama sebelum sampai ke tangan siswa,” kata Dadan dalam RDP bersama Komisi IX DPR, Rabu (21/5).
Ia menegaskan bahwa BGN kini telah memperketat pengawasan dan mensyaratkan penggunaan bahan makanan yang segar serta proses distribusi yang lebih efisien.