Terdapat dua jenis sekring yang umum digunakan, yakni sekring tabung (tube fuse) dan sekring tancap (blade fuse). Sekring tabung banyak dijumpai pada motor lama, berbentuk silinder kaca dengan kawat logam di dalamnya.
Sementara itu, sekring tancap lebih populer di motor modern, dengan bentuk ringkas dan warna yang menandakan kapasitas arus, seperti merah (10A), biru (15A), dan hijau (30A).
Kesalahan dalam memilih sekring bisa berakibat fatal. Memasang sekring berkapasitas lebih tinggi dari kebutuhan bisa menyebabkan kerusakan sistem, sedangkan yang terlalu kecil akan mudah putus meski arus masih dalam batas normal.
Baca juga:Â Tips Memanaskan Motor dengan Benar agar Mesin Awet dan Optimal
Faktor lain penyebab sekring sering putus antara lain korsleting akibat kabel terkelupas, pemasangan aksesori yang tidak tepat, hingga kerusakan pada kiprok atau sistem starter.
Untuk mencegahnya, pengguna disarankan rutin mengecek kondisi sekring dan selalu membawa cadangan sesuai spesifikasi kendaraan.
Pemahaman tentang fungsi dan jenis sekring akan membantu pengendara menjaga keamanan dan performa sistem kelistrikan motor.