Aero mulai mengenal jetski sejak usia tiga tahun dan menjalani balapan pertamanya saat masih berumur empat tahun.
Di bawah bimbingan sang ayah, bakatnya berkembang pesat. Pada usia 13 hingga 16 tahun, ia telah mencatatkan diri sebagai pembalap jetski termuda dunia di kelas Pro dan Grand Prix.
Namanya mulai dikenal secara luas saat meraih medali emas Asian Beach Games 2010 di Muscat, Oman, pada nomor Runabout Endurance Open. Setahun kemudian, Aero menorehkan prestasi sebagai Iron Man Offshore Champion 2011 di ajang Mark Hahn 300, Arizona, Amerika Serikat.
Baca juga: Indonesia Tambah 4 Emas, Posisi 2 Klasemen SEA Games 2025 Kian Kokoh
Puncak prestasi Aero di level internasional datang pada IJSBA World Finals 2014 di Lake Havasu, Arizona. Turun di kelas elite Pro Runabout Stock, ia tampil dominan dengan meraih poin tertinggi dari dua balapan dan mengalahkan puluhan pejetski terbaik dari 44 negara.
Setahun sebelumnya, pada World Finals 2013, Aero telah mencuri perhatian dunia dengan finis peringkat ketiga di kelas Grand Prix Runabout, sekaligus mencatatkan rekor start tercepatdengan waktu 56,7 detik—sebuah catatan bersejarah dalam kejuaraan tersebut.
Konsistensinya berlanjut pada 2016, saat Aero kembali merebut gelar juara dunia di Florida, Amerika Serikat.
Kemenangan ini terasa istimewa karena diraih dalam kondisi belum sepenuhnya pulih dari cedera kaki akibat insiden balapan.
Pada SEA Games 2025 Thailand, Aero kembali membuktikan kelasnya sebagai atlet elite. Di nomor endurance open jetski, yang menuntut ketahanan fisik dan fokus tinggi, ia berhasil mengungguli atlet tuan rumah serta wakil Filipina hingga garis finis.



