Setiap tanggal 12 Desember ditetapkan Pemerintah sebagai Hari Bhakti Transmigrasi. Tanggal ini dipilih bertepatan dengan sejarah penyelenggaraan transmigrasi pertama yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia pasca-proklamasi kemerdekaannya, yakni pada tahun 1950. Kendati demikian, transmigrasi merupakan kebijakan kependudukan yang sangat khas di Indonesia yang dimaksudkan untuk menyeimbangkan kepadatan penduduk di berbagai pulau di Indonesia sejak zaman kolonial hingga hari ini.
Di bawah pemerintahan yang baru, mengikuti arahan Presiden Prabowo, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY), selalu menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat. Pengembangan infrastruktur di daerah-daerah tidak hanya sebatas pembangunan fisik, tetapi juga harus memperhatikan dampak sosial dan ekonomi yang langsung dirasakan oleh masyarakat setempat. Hal inilah yang diorkestrasikan Menko AHY bersama kementerian yang berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Salah satu program yang mendapat sorotan positif publik adalah program transmigrasi. Tidak hanya sebatas memindahkan penduduk dari daerah padat ke daerah yang jarang penduduknya, program transmigrasi ke depan dirancang dengan pendekatan Society 5.0. Di mana program ini berfokus pada kesejahteraan manusia dan lingkungan dengan memanfaatkan teknologi canggih yang menekankan pada peran manusia dalam mengembangkan teknologi dan meningkatkan kualitas hidup.
Pendekatan ini diterjemahkan Kementerian Transmigrasi dengan menjajaki kerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk menunjang Program Transmigrasi Patriot yang juga diluncurkan tahun depan. Berbeda dari program beasiswa di LPDP lainnya, para generasi muda yang lolos Beasiswa Patriot akan menjalani serangkaian persiapan fisik, mental, karakter, dan intelektual. Mereka rencananya juga akan tinggal selama tiga bulan di kawasan transmigrasi bersama para penduduk setempat sebelum diberangkatkan di kampus-kampus terbaik jenjang S2 maupun S3.
Setelah lulus, mereka (alumni Beasiswa Patriot) akan ditempatkan kembali di seluruh kawasan transmigrasi, yang berfokus pada 45 kawasan transmigrasi sesuai dengan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) lima tahun ke depan dengan lama penugasan minimal 10 tahun. Program yang berfokus pada pelibatan anak muda ini diharapkan bisa mengelola dan memajukan kawasan transmigrasi ke depan. Dalam tujuan jangka panjang diharapkan muncul SDM berkualitas di kawasan transmigrasi yang tak kalah dengan daerah lainnya.
Dengan progam ini, transmigran bukan lagi di posisikan sebagai objek tapi sebagai subjek yang diharapkan dapat membangun dan mengembangkan kawasan perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam pada wilayah/lokasi potensial untuk mewujudkan serta mendukung pusat pertumbuhan wilayah baru sebagai Kawasan Perkotaan Baru (KPB). Kemajuan kawasan transmigrasi dan kian sejahteranya transmigran menjadi tolok ukur penting keberhasilan pembangunan yang dicita-citakan. Majunya transmigrasi adalah pondasi penting dari kemajuan Indonesia.
Oleh: Albertus Parranga
Ketua Jaringan Masyarakat Pedesaan dan Daerah Tertinggal