“Kondisi iklim politik di negeri ini sekarang sedang tidak baik-baik saja!” Itu adalah salah satu penggalan kalimat yang mengalir tegas dari mulut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, pada pidato politiknya di Tennis Indoor Stadium Senayan, Jakarta, pada tanggal 14 Maret 2023.
Pidato politik yang diorasikannya di hadapan ribuan kader partai dan disiarkan ke seluruh penjuru negeri oleh banyak televisi nasional negeri ini.
Dari kalimat itu saya pribadi menyimpulkan bahwa Mas AHY mengerti secara luas tentang kondisi faktual negara ini sekarang.
Saya menangkap isyarat Ia juga mengerti ancaman bahaya yang sedang mengintai negeri ini kedepan. Ia juga tentu memahami dengan pasti berbagai upaya yang dilakukan sejumlah pihak untuk “menutup-nutupi” agar kondisi itu tak tampak oleh publik secara fulgar.
Tentu akan ada yang merasa tidak nyaman jika upaya mereka menutup-nutupi itu, dibongkar-bongkar dan diperdengarkan di depan khalayak ramai. Pihak-pihak yang akan merasa tidak nyaman itu, tentu bukan orang sembarangan. Kita juga pasti mengerti bahwa saat ada pihak yang bukan orang sembarangan itu, sampai merasa tidak nyaman.
Resiko apa yang mungkin bisa terjadi. Bukan hanya pada diri Mas AHY secara pribadi, namun juga tentu akan memberi potensi resiko pada pihak lain yang berada disekitarnya.
Sikap tegas dan tidak segan menghadapi resiko yang ditunjukkan AHY dengan membeberkan berbagai permasalah besar itu. Pastilah didukung dengan luasnya wawasan dan lengkapnya data yang dimilikinya.
Selain itu juga sifat yang ada dalam diri pemuda yang tercatat cukup lama mengabdikan diri sebagai anggota TNI itu, pastilah terbawa dalam darah yang mengalir di setiap urat nadi prajurit berbadan kekar tersebut.
Darah yang diwarisinya dari sosok negarawan besar yang pernah 10 tahun memimpin negeri ini. Juga darah yang diwarisinya dari seorang perempuan cerdik, pandai dan terkenal tegas. Darah yang membawa sifat leluhur keluarga cikeas.
Yang pasti ia sudah menunjukkan sikap tegasnya terhadap kondisi negeri yang besar ini. Sikapnya sebagai pribadi, sebagai pimpinan partai besar dan sebagai anak kandung dari ibu pertiwi.
Oleh: Indra Jaya Usman (Ketua DPD Partai Demokrat NTB)