Kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Majalengka, Jawa Barat, pada Senin (7/4), bukan sekadar agenda seremonial.
Ini adalah sinyal kuat bahwa Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo sedang bergerak menuju kedaulatan pangan sejati.
Dalam balutan sederhana, Prabowo turun langsung ke sawah, memimpin panen raya nasional yang digelar serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota.
Ini bukan pencitraan—ini bukti nyata keberpihakan seorang pemimpin kepada petani, kepada akar bangsa.
Ketika dunia masih dilanda ketidakpastian pangan, Indonesia menegaskan sikap: kita tidak akan tunduk pada impor! Panen raya ini menjadi tonggak penting, menyuarakan bahwa kita mampu memberi makan rakyat dengan hasil bumi sendiri.
Di bawah arahan Prabowo, produktivitas pertanian meningkat, distribusi diperbaiki, dan petani kembali mendapatkan kehormatan sebagai pahlawan pangan.
“Panen raya ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan musim tanam, tetapi juga bukti nyata peningkatan produktivitas pertanian nasional,” ujar Yusuf Permana dari Sekretariat Presiden.
Dan benar, ini bukan sekadar panen—ini deklarasi bahwa Indonesia bisa mandiri!
Dengan kehadirannya di tengah para petani, Prabowo menunjukkan keteladanan sejati. Ia tidak hanya memimpin dari Istana, tapi hadir langsung di lapangan.
Inilah pemimpin yang dibutuhkan negeri ini—tegas, merakyat, dan berkomitmen penuh untuk membawa bangsa keluar dari ketergantungan.
Kita butuh lebih banyak langkah seperti ini. Panen raya nasional bukan akhir, tapi awal dari revolusi pangan Indonesia. Bersama Prabowo, kita tidak hanya menanam padi—kita menanam harapan dan menuai masa depan.
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)
