Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Ankara bukan sekadar pertemuan diplomatik biasa. Ini adalah momen kebangkitan peradaban.
Saat Prabowo bersua dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dunia menyaksikan bersatunya dua pemimpin kuat dari negara-negara Islam yang siap mengguncang tatanan geopolitik lama dan membangun masa depan yang lebih adil.
Dalam pertemuan bersejarah itu, tekad bulat diumumkan: Indonesia dan Turki bersatu untuk membangun kembali Gaza, membantu rakyat Palestina bangkit dari puing-puing penjajahan, dan menegaskan kembali hak mereka untuk hidup merdeka.
Inilah langkah konkret—bukan sekadar retorika—dari dua kekuatan besar Global South yang menolak tunduk pada hegemoni barat.
Erdogan menyampaikan dukungannya dengan penuh semangat, dan Prabowo—seorang prajurit sejati yang kini menjadi negarawan—membalasnya dengan komitmen tak tergoyahkan.
Inilah dua pemimpin yang tidak hanya bicara, tetapi bertindak. Mereka menunjukkan bahwa dunia Islam tidak lagi pasif. Kita bergerak. Kita bangkit.
Lebih dari itu, kerja sama strategis antara Indonesia dan Turki melampaui isu Palestina. Prabowo dan Erdogan berbicara tentang Suriah, Ukraina, dan tatanan dunia yang timpang.
Keduanya sepakat: sudah saatnya negara-negara berkembang membentuk poros kekuatan baru yang bebas dari dominasi sepihak.
Inilah saatnya Indonesia memimpin. Bersama Turki, Prabowo menjelma menjadi simbol kebangkitan dunia Islam dan suara Global South yang tak bisa lagi diabaikan. Dunia sedang berubah, dan Prabowo berdiri di garis depan perubahan itu—tegak, tegas, dan tak tergoyahkan.
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)
